Gen Z di Dunia Kerja: Si Paling Kreatif dan Melek Teknologi

Siapa Gen Z?

Gen Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Mereka tumbuh di era perkembangan teknologi yang pesat, di mana internet, media sosial, dan gadget sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari sejak usia dini.

Lahir di periode akhir 90-an hingga awal 2010-an, Gen Z tumbuh di tengah peristiwa besar dunia. Seperti krisis ekonomi global (Great Recession), kemajuan teknologi digital, hingga pandemi global yang mengubah cara bekerja.

Sebagai generasi yang mulai memasuki dunia kerja, Gen Z akan menjadi kekuatan penting dalam perusahaan.

Inilah alasan pentingnya memahami Gen Z di dunia kerja, agar perusahaan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung mereka.

Karakter Gen Z di Dunia Kerja

Setiap generasi memiliki karakter kuat yang berbeda dari generasi lainnya. Begitu juga dengan Gen Z. Mereka punya karakter yang khas.

Seperti apa karakter Gen Z di dunia kerja? Simak ulasannya!

1. Melek Teknologi dan Cepat Beradaptasi dengan Alat Digital

Gen Z di dunia kerja sering disebut sebagai generasi digital native karena sudah terbiasa dengan teknologi sejak kecil.

Meski begitu, tidak semua Gen Z mahir teknologi secara otomatis. Riset dari Dell Technologies menunjukkan hanya 52% Gen Z yang merasa percaya diri memiliki skill teknologi yang diinginkan perusahaan.

Namun, secara umum, mereka cepat belajar dan terbuka dengan tools digital, seperti software kolaborasi, aplikasi produktivitas, dan media sosial.

2. Peduli Isu Sosial, Lingkungan, dan Keberagaman

Karakter kuat Gen Z lainnya adalah kepedulian mereka terhadap isu-isu global. Mereka mendukung perusahaan yang memiliki nilai keberagaman, inklusi, dan keberlanjutan.

Menurut laporan Deloitte, 48% Gen Z bahkan mendesak perusahaan untuk bertindak nyata terhadap perubahan iklim.

Bagi mereka, bekerja bukan hanya soal mencari penghasilan, tetapi juga tentang berkontribusi untuk dunia yang lebih baik.

3. Menghargai Keaslian, Transparansi, serta Nilai-Nilai yang Selaras dengan Hati Mereka

Gen Z sangat menghargai budaya perusahaan yang jujur, transparan, dan sesuai dengan nilai pribadi mereka.

Mereka cenderung menolak bekerja di tempat yang tidak sejalan dengan prinsip moral mereka.

Studi Deloitte menunjukkan 37% Gen Z pernah menolak tawaran kerja karena tidak sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka.

4. Mencari Pekerjaan yang Bermakna dan Bukan Sekadar Mengejar Gaji

Meski gaji penting, Gen Z tidak hanya mengejar angka besar. Mereka ingin pekerjaan yang memberi dampak, baik untuk diri mereka sendiri maupun lingkungan sekitar.

Bahkan, jika harus memilih antara gaji tinggi dan pekerjaan bermakna, banyak Gen Z yang memilih opsi kedua.

5. Menjunjung Keseimbangan Hidup dan Kerja (Work-Life Balance)

Bagi Gen Z di dunia kerja, keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan adalah hal utama.

Mereka menganggap kesehatan mental, waktu bersama keluarga, dan hobi pribadi sama pentingnya dengan performa kerja.

Inilah alasan mereka cenderung memilih model kerja fleksibel, seperti hybrid atau remote working dengan jam kerja yang tidak kaku.

6. Butuh Pengakuan dan Feedback Instan

Gen Z dikenal sebagai generasi yang haus akan feedback. Mereka ingin tahu apakah pekerjaan mereka sudah sesuai dengan ekspektasi, apa yang perlu ditingkatkan, dan bagaimana cara berkembang.

Survei menunjukkan 66% Gen Z menginginkan feedback rutin dari atasan, minimal setiap beberapa minggu sekali.

7. Terbuka terhadap Pembelajaran dan Pengembangan Diri

Berbeda dari stereotip bahwa Gen Z adalah generasi manja, mereka justru haus akan pengetahuan baru.

Mereka mencari kesempatan untuk belajar, mengikuti pelatihan, dan mengembangkan keterampilan, baik secara formal maupun informal.

Bagi Gen Z, perusahaan yang mendukung pengembangan diri memiliki nilai plus yang besar.

Mitos Gen Z di Dunia Kerja

Ada banyak sekali mitos tentang Gen Z di dunia kerja yang bikin generasi ini sering disalahpahami. Nah, biar nggak salah kaprah, yuk kita bahas satu per satu.

1. Gen Z Malas Bekerja

Fakta: Gen Z justru rajin bekerja dan sangat adaptif dengan teknologi. Mereka hanya butuh sistem kerja yang jelas dan ruang untuk berkembang.

2. Gen Z Tidak Loyal terhadap Perusahaan

Fakta: Gen Z bisa sangat loyal, kok. Asalkan nilai perusahaan sejalan dengan nilai pribadi mereka dan ada peluang untuk belajar, mereka akan bertahan.

3. Gen Z Hanya Mau Kerja Remote

Fakta: Banyak Gen Z yang lebih suka sistem hybrid, bukan full-remote. Mereka ingin tetap terhubung dengan tim, tapi juga butuh fleksibilitas untuk bekerja dari mana saja.

4. Gen Z Tidak Mau Jadi Pemimpin

Fakta: Banyak Gen Z yang bercita-cita jadi pemimpin. Mereka berani menerima tanggung jawab, asalkan diberikan kepercayaan dan kesempatan untuk belajar.

5. Gen Z Tidak Tahan Banting

Fakta: Justru sebaliknya, Gen Z adalah generasi yang adaptif. Mereka terbiasa menghadapi perubahan sejak kecil, sehingga cepat belajar dan berani mengambil risiko.

Gen Z di dunia kerja bukanlah sekadar generasi muda yang melek teknologi, tetapi juga generasi yang membawa nilai-nilai baru dalam dunia profesional.

Mereka peduli pada isu sosial, mencari makna dalam pekerjaan, menghargai transparansi, dan menjunjung tinggi keseimbangan hidup.

Untuk menciptakan tim kerja yang solid, perusahaan perlu memahami karakter Gen Z, menghargai nilai yang mereka bawa, serta membuka ruang dialog agar Gen Z bisa berkembang bersama perusahaan.

Dengan memahami Gen Z di dunia kerja, perusahaan bisa menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi, kolaborasi, dan pertumbuhan yang berkelanjutan.